Menkeu: Pembangunan Infrastruktur Bukan Kemewahan Tetapi Kebutuhan

By Admin

nusakini.com--Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mengatakan bahwa infrastruktur bukanlah kemewahan namun kebutuhan untuk membuat manusia dapat hidup lebih bermartabat. Menurutnya, pembangunan infrastruktur yang dilakukan oleh Indonesia tidak hanya untuk menutupi gap kebutuhan infrastruktur sebagai negara berkembang tetapi utamanya adalah untuk memenuhi kebutuhan dasar manusia sehari-hari.

Hal itu disampaikannya pada Seminar Hari Oeang ke-71 dengan tema “Sinergi Manajemen Aset,Treasury, dan Pembiayaan untuk Percepatan Pembangunan Infrastruktur Indonesia”di aula Dhanapala, Selasa (24/10). 

“Saya hampir yakin, setiap pagi Anda bangun tidur, pertama pergi ke kamar kecil. Kalau kita bandingkan 257 juta manusia bangun tidur semuanya menuju ke kamar kecil, maka bayangkan itu persoalan sanitasi dan air bersih itu merupakan sesuatu yang luar biasa penting. Di Jakarta mungkin tidak terlalu terasa kebutuhan itu, selalu taken for granted. Namun, ada bagian lain di Indonesia masyarakat yang bahkan belum memiliki sanitasi air bersih dan listrik,” jelas Menkeu. 

Pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) 2014-2019, kebutuhan Indonesia untuk pembangunan infrastruktur mencapai lebih dari 5.000 triliun dan nilai tersebut tidak dapat didanai hanya melalui APBN. Oleh karena itu, mobilisasi dana dari Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan swasta merupakan kebutuhan yang sangat penting. 

“Dalam seminar Hari Oeang, di dalam Kemenkeu sendiri kami bekerja diantara berbagai unit untuk bisa menyatukan langkah bagaimana mengatur strategi membangun infrastruktur,” ungkapnya. 

Tidak hanya Kementerian Keuangan (Kemenkeu), BUMN di bawah binaan Kementerian Keuangan seperti PT. SMF, PT. SMI, dan PT. PII juga turut melakukan berbagai upaya yang bisa mendiversifikasikan instrumen dan memaksimalkan balance sheet untuk bisa mendorong pembangunan infrastruktur. 

Lebih jauh, Menkeu menyebutkan pentingnya sinergi antar Kementerian/Lembaga (K/L) baik pusat maupun daerah karena kebijakan-kebijakan dari K/L dibutuhkan untuk mensinergikan berbagai instrument untuk menciptakan inovasi. 

“Saya berharap dengan peringatan Hari Oeang yang ke-71, Kementerian Keuangan menjadi kementerian yang mampu terus mendengarkan kebutuhan rakyatnya. Mampu mendengar suatu kebutuhan pembangunan yang mendesak dan terus melakukan berbagai upaya inovasi untuk bisa mewujudkan cita-cita dan memenuhi kebutuhan rakyat tanpa mengorbankan prinsip kehati-hatian,” tutup Menkeu sebelum pemukulan gong sebagai tanda pembukaan acara seminar secara resmi.(p/ab)